Ilustrasi gudang gula. Foto: Dok. Info Lumajang

Gudang Penuh, Gula Petani Lumajang Tetap Menumpuk Meski Sudah Diserap BUMN

Info Jatiroto - Ribuan ton gula hasil panen petani tebu di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih menumpuk di gudang Pabrik Gula (PG) Jatiroto meski pemerintah telah menunjuk dua BUMN, ID Food dan SGN, untuk menyerap produksinya.

Manager Keuangan dan Umum PT SGN PG Jatiroto, Apit Eko Prihantono, menjelaskan bahwa pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah telah menunjuk ID Food dan SGN untuk menyerap gula petani Lumajang tapi penyerapan masih jauh dari target.

"ID Food sudah menyerap 5.500 ton, SGN baru 1.000 ton. Jadi total 6.500 ton, tapi itu belum semuanya keluar dari gudang. Sampai sekarang masih menumpuk," ungkap Apit pada Senin (01/09/2025).

Apit menyebut produksi gula bulan Juni 2025 yang belum laku jumlahnya mencapai 9.000 ton, sedangkan kapasitas gudang PG Jatiroto adalah 59.500 ton dan saat ini sudah terisi sekitar 45.000 ton.

Ia menduga penyebab utama lambatnya penyerapan ini adalah masuknya gula rafinasi impor ke pasar konsumen, padahal seharusnya gula tersebut hanya diperuntukkan bagi industri makanan dan minuman.

"Dampak ini terjadi karena kebijakan impor gula rafinasi. Banyak gula rafinasi yang diduga bocor ke pasar masyarakat, padahal seharusnya hanya untuk industri," tegasnya.

Masalah serupa juga terjadi pada produk turunan tebu seperti molases atau tetes tebu yang juga belum terserap pasar. Dampaknya, petani kesulitan mendapatkan modal untuk perawatan tebu menjelang musim giling 2026.