Ilustrasi tikus, pembawa leptospirosis. Foto: Istimewa

Leptospirosis di Lumajang Melonjak Saat Musim Pancaroba, Ini Pencegahannya!

Info Lumajang - Lonjakan kasus leptospirosis di Lumajang jadi perhatian serius, terutama saat peralihan musim hujan ke kemarau yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit ini.

Sepanjang Januari hingga awal Juli 2025, tercatat 22 kasus leptospirosis. Meski seluruh pasien sembuh, lonjakan penyakit ini penting diwaspadai.

"Pemerintah hadir bukan hanya saat mengobati, tapi juga dalam upaya pencegahan," tegas Marshall Trihandono, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Lumajang.

Leptospirosis berasal dari bakteri Leptospira yang menyebar melalui air tercemar urine hewan, terutama tikus. Aktivitas tanpa pelindung di area lembap atau tergenang memperbesar risiko infeksi.

Warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan, menghindari genangan saat beraktivitas, memakai alat pelindung diri, dan segera periksa jika muncul gejala demam atau nyeri otot.

"Penyakit ini bisa dicegah jika warga memahami cara penularannya dan melindungi diri sejak awal," tambahnya.

Tahun 2024 tercatat 24 kasus. Penurunan di 2025 menunjukkan upaya promotif-preventif berjalan baik, namun kolaborasi dan kewaspadaan tetap dibutuhkan.