
Limbah MBG Jadi Berkah, Inovasi Anak Muda Lumajang Ubah Sampah Jadi Eco Enzyme Pertanian
Berkah Dapur MBG, Replikasi di Tempat Lain di Lumajang
Menurutnya, prosesnya cukup sederhana tapi butuh ketekunan dalam membuatnya. Limbah dicacah, dicampur air dan gula merah, lalu dibiarkan berfermentasi selama tiga bulan.
Asriafi menegaskan bahwa inovasi ini bukan tentang teknologi tinggi, tapi soal cara pandang. Dengan melihat limbah sebagai peluang, banyak hal yang bisa tercipta dari sana.
Siti Aisyah, peserta lain, awalnya ragu mencoba. Tapi setelah melihat hasilnya di ladang, ia justru ketagihan membuat pupuk cair dari limbah MBG.
"Tanaman saya jadi lebih sehat, dan saya nggak perlu beli pupuk dari luar lagi," ucapnya dengan senyum puas.
Lebih dari sekadar produk, kegiatan ini menciptakan ruang belajar dan kolaborasi. Anak-anak muda saling bertukar pengalaman dan strategi agar produk mereka bisa masuk pasar.
Beberapa dapur MBG memang belum mengolah limbahnya sendiri, tapi sebagian sudah membagikannya ke tetangga untuk pakan ternak. Sedikit demi sedikit, kesadaran tumbuh.
Asriafi berharap, program seperti ini bisa direplikasi di seluruh Lumajang. Dengan sinergi antara pemerintah, komunitas muda, dan penggiat inovasi, limbah makanan bisa menjadi sumber daya ekonomi dan edukasi lingkungan.