Tradisi Sampyong/Ojhung di Desa Tambahrejo Candipuro (10/07). Foto: Istimewa

Ritual Sampyong di Tambahrejo Candipuro, Tradisi Saling Pukul ala Ujung

Tradisi rutin setiap tahun, Pemerintah Desa Tambahrejo, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang menggelar tradisi Sampyong atau Ujung untuk menyambut tahun baru Jawa, yang juga dikenal tradisi bulan Suro.

Tradisi ini menjadi bagian dari event Candipuro Culture Festival 2024 yang diadakan selama seminggu di desa-desa di Kecamatan Candipuro. Sampyong digelar 10 Juli 2024 di Lapangan Desa Tambahrejo, Kecamatan Candipuro.

Kepala Desa Tambahrejo, Supiadi, S.Pd. mengatakan bahwa tradisi Ritual Sampyong Tambahrejo adalah seni kebudayaan yang harus dilestarikan. Masyarakat Tambahrejo antusias menggelar tradisi ini setiap tahun.

"Sampyong atau lebih dikenal dengan Ujungan merupakan seni yang mempertunjukan adu kekuatan dan ketangkasan setiap pemain. Setiap pemain saling adu kekuatan memukul dan dipukul dengan menggunakan alat yang terbuat dari kayu atau rotan," jelas Supiadi.

Cara bermain Sampyong atau Ujung adalah dua pemain berdiri saling berhadapan, pukulan pada lawan dibatasi 5 atau sampai 10 pukulan yang dilakukan secara bergantian, sasaran pukulan dibatasi di bawah leher sampai di atas punggung belakang. Permainan dihentikan apabila salah satu pemain menyerah, hasil menang atau kalah ditentukan oleh juri.

Ritual Sampyong (Ujung) Tambahrejo tidak hanya dimainkan oleh warga Desa Tambahrejo, tetapi juga mengundang pemain dari beberapa desa lain untuk meramaikan acara tersebut. Warga Lumajang berbondong-bondong menyaksikan tradisi adu kekuatan ini.

"Kesenian tradisional Sampyong atau Ujung ini sebagai ritual tahunan masyarakat Desa Tambahrejo, dilaksanakan setiap bulan Suro atau Muharram. Disertai harapan semoga ke depannya desa semakin maju, makmur, dan sejahtera," tambah Supiadi.