Warga berburu ikan yang mengambang karena fenomena koyo (16/07). Foto: Visit Lumajang/Ahmad VL

Fenomena Koyo di Ranu Klakah, Ikan Lemas, Petani Cemas, Warga Puas

Sejumlah danau di Lumajang, Jawa Timur, kembali dilanda fenomena ikan mabuk alias koyo pada Selasa pagi, 16 Juli 2024. Akibatnya, banyak ikan dari dasar danau yang lemas dan mengambang di permukaan air.

Seperti fenomena koyo yang terjadi di danau Ranu Klakah, Desa Tegalrandu, Kecamatan Klakah, Lumajang. Fenomena terjadi setelah kandungan asam belerang di dasar danau naik ke permukaan, sehingga membuat kandungan oksigen turun drastis.

Rendahnya kandungan oksigen inilah yang kemudian membuat ikan dan udang naik ke permukaan untuk mencari oksigen tambahan. Banyak warga sekitar danau memanfaatkan momen tersebut dengan berburu ikan yang mengambang.

"Ini kan ada saluran belerang dari Gunung Lemongan jadi saat momen seperti ini ikan banyak yang koyo (mabuk). Ini masih hari pertama, biasanya bisa sampai satu minggu koyo seperti ini," kata Johan salah seorang warga.

Selain berdampak pada ikan liar, fenomena ikan mabuk ini juga membuat ikan yang dibudidayakan dalam karamba mati. Sejumlah petani karamba terpaksa harus memanen lebih awal.

Ari, salah seorang peternak ikan keramba menyampaikan, peliharaan dirinya terpaksa harus dipanen lebih awal sebelum mengalami kerugian yang lebih besar. Pasalnya, ikan yang mabuk akibat fenomena ini berdampak pada nilai jual ikan.

"Harga jual ikannya turun drastis. Bahkan, petani menjual ikan mujaer dan nila hanya 20 sampai 25 ribu rupiah per kilogramnya, dari yang sebelumnya dijual dengan harga 35 sampai 38 ribu rupiah," terangnya.